Kunen merasakan ada banyak kemudahan yang tak ia dapat sebelumnya, ya, seperti ia dapat berjalan – jalan di atas air layaknya di jalan biasa atau ia ikut terbang bersama anak kecil ghaib kawannya tersebut, dan ia rasa itu amat mengasyikan, begitulah setiap harinya, dan jika usai bermain , ia berpisah dan pulang ke rumahnya masing – masing , esoknya ia lakukan lagi hal – hal yang menurut kita nggak mungkin dan mustahil !
Misteri Kawan Ghaibku mItulah yang di alami Kunen kecil, ya sudah terbiasa rupanya, rasa takut yang dulu menyelimutinya sekarang menghilang seiring waktu , ia bersama si anak kecil ghaib yang ia kenal, setiap hari , ia asyik bermain layaknya dengan seorang anak kecil manusia biasa, malah ia rasa lebih asyik , pasalnya ?
Misteri Kawan Ghaibku mItulah yang di alami Kunen kecil, ya sudah terbiasa rupanya, rasa takut yang dulu menyelimutinya sekarang menghilang seiring waktu , ia bersama si anak kecil ghaib yang ia kenal, setiap hari , ia asyik bermain layaknya dengan seorang anak kecil manusia biasa, malah ia rasa lebih asyik , pasalnya ?
Tetapi, lain kunen , lain pula orangtuanya, ya, orang tuanya
merasa resah, merasakan ada sesuatu yang janggal jika melihat kunen anaknya, ya
, sering ia berbicara dan tertawa sendiri dan juga nggak seperti dulu , ia tak
kerap main sama kawan – kawannya dulu , malah ia seperti asyik sendiri, dan ia
nggak kelihatan murung , malah tanpak gembira , ada apa gerangan ? pikir orang
tuanya.
Tadinya itu di anggap
hal biasa, ya, mungkin kunen lagi enggan bermain, tetapi suatu waktu kunen
seperti sakit , ia tergolek , panas tubuhnya meninggi, dan menibulkan kepanikan
orang tuanya, kunen tampak memejamkan matanya, seperti sedang tidur.
Dam seperti kebanyakan orangtua lainnya, kunen di bawa ke
rumah sakit , ya kata dokter kunen kelelehan, di kasih obat dan pulang, tetapi
sobat , penyakit kunen nggak kunjung sembuh , dan sebagai alternative orang
tuanya menddatangi Bah Ajid , orang pintar di kampung tersebut, ya, Bah Ajid
menengoknya, memandang kunen dan lalu ia berkata “ Nggak apa – apa , kunen
bukan sakit biasa, tetapi ada hal ghaib yang menyebabkannya, lagian ia nggak
sakit, itu hanya kelihatannya saja, nggak apa – apa banyaklah berdo’a, suatu
saat ia akan sembuh sendiri “ ucapnya , lalu ia pun pamit pergi.
Orang tuanya mengiyakan perkataan bah ajid, ya kunen
akhirnya seperti tak berdaya, ia tergolek lemas, padahal apa yang sebenarnya terjadi pada kunen kecil ? he he
sungguh tak masuk kal jik akita katakan apa sebenarnya yang terjadi ? ya, kunen
nggak seperti kelihatannya , kunen tetap bermain , hanya saja ia tinggalkan
badan kasarnya, kunen kecil merasakan hal itu , walau ia sendiri nggak mengerti
!
Ia merasa meninggalkan tubuhnya ! ya, kunen penasaran,
tetapi benar , ia melihat tubuhnya yang lagi tergolek layaknya tidur , dan ia
pergi karena kawn ghaibnya telah menunggunya, kali ini ia bermain di selokan
yang dalam mata zdahirnya adalah selokan yang penuh dengan tumbuhan ilalang
yang di sebut kaso yang rimbun, tetapi
apa yang ia lihat sekarang ?
Jauh dari apa yang ia lihat sebelumnya, selokan yang di
tumbuhi rimbunan kaso , sekarang adalah tanah lapang yang bersih dan luas, tak
ia dengar gemericik air seperti biasanya, malah ia asyik bermain dengan si anak
kecil ghaib tersebut , sepuasnya !
Kawan ghaib
Dan Kawan ghaibnya mengatakan, tempat itu adalah tempatnya
ia bermain, uasai bermain, seperti biasa mereka pun pulang , dan kunen merasa
ia tidur dan masuk pada tubuh yang ia lihat adalah dirinya , masuk dan ia
merasakan tubuhnya bergerak , membuka mata dan ia rasakan ia tergolek di
kamarnya, sungguh ajaib !
Tetapi aa ssuatu yang ia dengar, adik perempuannya
menginginkan jambu batu yang ada di epan rumahnya, sementara siapa yang naik ,
tedengar ia menangis, ya, yang ada hanya neneknya yang mencoba mengambil jambu
dan nyatanya nggak bisa.
Kunen bangkit, lagi – lagi ia rasakan ia seperti keluar dari
tubuh kasarnya , berjalan k edepan dan melihat adiknya menangis. Terlihat
neneknya susah patah mengambil jambu, kasihan rasanya “ Biarlah nek, akan aku
ambilkan ! katanya.
Sang nenek terkejut “ Bukankah kunen sakit dan tergolek
lemas, apa ia sudah sembuh ? tanda tanya berkecamuk dalam hati sang nnek
,tetapi ia bersyukur cucunya sudah sembuh.
Tanpa di perintah lagi , kunen memanjat pohon jambu dan
memeyik yang masak buat adiknya, selesai , lalu ia turun dan kembali ke
kamarnya di ikuti pandangan sang nenek yang penasaran, menuju kamar kunen untuk
melihatnya, lalu apa yang sang nenek
lihat ?
Ia mengeryitkan dahinya, apa nggak salah ?pikirnya. ya, ia
melihat kunen masih tergolek tak berdaya” Lalu , siapa yang memetik jambu tadi
? pertanyaan itu yang nggak ada jawabannya, atau mungkin aku salah lihat ?
pikirnya .
Komentar
Posting Komentar